Sang Pemilik Kebun

kebun buah

Di dalam surat Al Qolam ada sebuah kisah dari keluarga yang memiliki sebuah kebun dan menurut sebagian Ulama kisah ini adalah sebuah kisah nyata yang berada di sebuah negara Yaman tepatnya terletak di kota San’ah.

Pada suatu hari ada sebuah kelurga yang tinggal di wilayah San’ah mereka sangat kaya raya dan memiliki banyak kebun , dan rata-rataVkebunnya banyak di tanami buah, Allah SWT juga melimpahkan banyak anak pada keluarga itu . Orang tua dari kelurga tersebut mempunyai kebiasaan yaitu setiap kebunnya mulai memasuki musim panen maka sang ayah itu memanggil semua penduduk San’ah yang miskin untuk membagikan hasil panennya untuk mereka. Kemudian para penduduk dari  San’ah berbondong-bondong untuk mengambil buah ada yang membawa karung, ada yang membawa keranjang bahkan ada yang hanya menaruh dibajunya untuk mengambil buahnya.
Kemudian setelah pertemuan keluarga di rumah ada beberapa anaknya yang protes “ Ayah, kenapa engkau selalu memberikan hasil panen perkebunan kita kepada orang miskin, nanti kita bagaimana tidak mempunyai hasil  dari panen kita?” ujar salah seorang anak tersebut. Sang ayah berkata “ Anakau, aku sudah terbiasa sejak muda memberikan hasil kebun ini kepada masyarakat miskin disini, kalau tiba-tiba aku tidak memberikan kepada mereka bagaimana dengan nasib mereka dan apakah engkau tidak yakin kepada Allah SWT, harta ini ketika kita berikan kepada orang yang membutuhkan maka akan di balas berlipat-lipat dan harta yang kita pergunakan dijalan Allah maka harta inilah harta yang sejati  untuk kita di akhirat kelak”.

Suatu hari sang Ayah itu meninggal dan kebunnya di wariskan kepada anaknya semuanya dengan memberikan pesan supaya apa yang kebiasaan di lakukan itu terus dijalankan. Sang anak mulai berpikir karena memang dari awal kurang setuju terhadap apa yang di lakukan oleh ayahnya. Kemudian mereka saling berunding ketika nanti sudah waktunya panen maka mereka akan mengambilnya terlebih dahulu. Dan tibalah waktunya mereka untuk panen maka suatu malam mereka bersiap-siap untuk memetiknya, dengan tidur lebih awal akan tetapi takdir berkata lain ketika itu kebunya terbakar semuanya sehingga tidak ada satupun yang terisisa kecuali puing-puing tanaman yang sudah hangus terbakar, maka mereka sangat kaget melihat kejadian itu, semula yang di pikirkan adalah mendaptkan hasil panen yang melimpah namun semua harapan itu sirna. Salah satu dari mereka saling menyalahkan dan mencaci karena kegagalanya memanen buah tersebut, namun ada salah satu dari anak tengah yang menyadarkan mereka supaya tradisi yang sudah dijalankan ayahnya supaya dilaksanakan kembali supaya tidak menimbulkan murka Allah SWT.

Dari kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwa karena kerakusan terhadap harta akan membawa kerugian yang sangat besar bagi diri kita dan sangat luar biasa kebiasaan dari sang ayah pemilik kebun itu beliau memberikan semua hasil kekayaan panennya untuk orang miskin yang mereka benar-benar membutuhkan sehingga hidupnya di liputi oleh keberkahan dan harta yang kita infakan dijalan Allah SWT adalah harta yang sejati yang akan kita petik di akhirat kelak.

Posting Komentar untuk "Sang Pemilik Kebun"